PROSES DAN DESAIN PENELITIAN
Abstrak
Desain penelitian Studi Kasus
berbeda dengan desain penelitian kuantitatif, karena proses, metode, dan
tujuannya berbeda dengan metode penelitian yang lain. Tetapi kurang lebih sama
dengan desain penelitian kualitatif pada umumnya. Tidak ada pola baku tentang
format desain penelitian Studi Kasus, sebab; (1) instrumen utama penelitian
adalah peneliti sendiri, sehingga masing-masing orang bisa memiliki model
desain sendiri sesuai seleranya, (2) proses penelitian Studi Kasus berlangsung
secara siklus, sebagaimana penelitian-penelitian kualitatif pada umumnya, dan
(3) metode penelitian Studi Kasus berangkat dari kasus atau fenomena tertentu
yang dianggap akan memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Di beberapa buku tentang metodologi
peneletian, desain penelitian diartikan sebagai rencana yang memandu peneliti
dalam proses pengumpulan, analisis, dan interpretasi data. Ada juga yang
mendefinisikan desain penelitian sebagai blueprint (cetak biru) penelitian,
yang mencakup setidaknya empat hal, yaitu: pertanyaan penelitian apa yang
hendak dijawab, data apa saja yang relevan dengan pertanyaan penelitian
tersebut, data yang dikumpulkan seperti apa dan dengan cara apa, dan bagaimana
menganalisisnya.
Tujuan utama desain penelitian ialah
untuk membantu peneliti agar terhindar dari data yang sama sekali tidak ada
hubungannya dengan pertanyaan penelitian. Ini perlu ditegaskan karena sering
ditemukan peneliti memperoleh data yang tidak ada hubungannya dengan fokus
penelitian sehingga kesimpulan penelitiannya tidak menjawab pertanyaan yang
diajukan. Oleh sebab itu dengan desain penelitian kita pun tentunya mengetahui
sistematika penelitian yang baik dan benar.
A.
Pendahuluan
Latar Belakang
Melakukan penelitian dilakukan oleh
seseorang lumrahnya didorong oleh minat atau keinginan untuk mengetahui
fenomena/kejadian/masalah tertentu, yang selanjunya berkembang menjadi suatu
gagasan, konseptualisasi, hipotesis, kerangka teoritis, pemilihan metode
penelitian yang sesuai, pengumpulan data, analisis, dan interpretasi data dalam
rangka menjawab keingintahuannya tentang fenomena tadi, dan akhirnya menulis
laporan hasil penelitian untuk dipublikasikan.
Hasil penelitian mungkin berupa
penegasan kembali sebagai bukti atas suatu pernyataan atau teori yang sudah
ada, sehingga berguna untuk memperkuat pernyataan teori tadi. Bisa berupa
generalisasi empirik (berdasarkan hasil observasi atau eksperimen dan bukan
dari teori) yang berguna dalam pembentukan teori-teori baru. Dengan demikian
Nampak bahwa proses tersebut terus berlangsung tiada hentinya, yang selau dapat diperiksa dan ditelaah atau
dikontrol dengan kritis oleh setiap orang
yang ingin mengetahuinya. Sehingga ilmu pengetahuan dan teori-teori ilmiah
tersebut terus berkembang.[1]
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian proses dan desain penelitian?
2.
Apa
manfaat desain penelitian?
3.
Bagaimana
sistematika desain peneltian?
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian proses dan desain penelitian.
2.
Untuk
mengetahui manfaat desain penelitian.
3.
Untuk
menegtahui bagaimana sistematika desain penelitian.
B.
Pembahasan
Proses Penelitian
Penelitian dimulai dengan adanya
suatu masalah yang akan dipecahkan. Seorang peneliti harus menggunakan teori
yang sesuai dengan lingkup permasalahan. Dengan teori yang dipilih, maka
peneleti dapat membangun kerangka pemikiran sehingga dapat digunakan untuk
menjawab permasalan yang diidentifikasi. Jawaban semntara suatu masalah yang
menggunakan teori inilah yang disebut hipotesis.
Untuk membuktikan vadilitas
hipotesis ini, maka peneliti melakukan pengumpulan data pada objek tertentu.
Karena objek dari popilasi terlalu luas, maka peneliti perlu menggunakan sampel
dari populasi tersebut. Dan sampel yang diambil haruslah sampel yang
repreesentatif (mewakili). Setelah
populasi dan sampel penelitian ditentukan, maka selanjutnya peneliti
mengumpulkan data. Untuk dapat mengumpulkan data maka perlu menggunakan
instrument yang valid dan reliabel pula.
Data yang telah dikumpulkan oleh
peneliti dari populasi dan sampel yang ditetapkan selanjuntnya dideskripsikan
melalui penyajian data. Dengan tujian memberikan gambaran yang jelas bagi
peneliti endiri maupun orang lain yang berminat untuk mengetahui. [2]
Desain Penelitian
Desain penelitian pada hakikatnya
merupakan rencana aksi penelitian (action plan) berupa seperangkat kegiatan
yang berurutan secara logis yang menghubungkan antara pertanyaan penelitian
yang hendak dijawab dan kesimpulan penelitian yang merupakan jawaban terhadap
masalah penelitian. Di beberapa buku tentang metodologi peneletian, desain
penelitian diartikan sebagai rencana yang memandu peneliti dalam proses
pengumpulan, analisis, dan interpretasi data. Desain penelitian mencakup
setidaknya empat hal, yaitu: pertanyaan penelitian apa yang hendak dijawab,
data apa saja yang relevan dengan pertanyaan penelitian tersebut, data yang
dikumpulkan seperti apa dan dengan cara apa, dan bagaimana menganalisisnya.[3]
Berkaitan dengan tipologi penelitian
Studi Khusus, Yin (1994: 21) mengajukan lima komponen penting untuk penyusunan
desain penelitian Studi Kasus, yaitu: (1) pertanyaan-pertanyaan penelitian; (2)
proposisi penelitian (jika diperlukan), Proposisi ini diperlukan untuk memberi
isyarat kepada peneliti mengenai sesuatu yang harus diteliti dalam lingkup
studinya; (3) unit analisis penelitian, (4) logika yang mengaitkan data dengan
proposisi,dan (5) kriteria untuk menginterpretasi temuan. Komponen 1-3 membantu
peneliti dalam mengumpulkan data. Sedangkan komponen 4-5 membantu peneliti
dalam langkah-langkah analisis data.
Pertanyaan penelitian sebagai
komponen pertama. Di muka telah dijelaskan jenis pertanyaan yang tepat untuk
penelitian Studi Kasus, yakni “bagaimana” dan “mengapa”, selain “apa”. Semua
pertanyaan tersebut mengarah kepada kasus yang hendak diangkat. Misalnya,
tentang pengambilan keputusan oleh seorang pimpinan perusahaan, tentang program
kerja, implementasi atau pelaksanaan program, dan perubahan organisasi.
Komponen kedua ialah proposisi
penelitian. Proposisi terkait dengan kecakapan peneliti menganalisis data.
Sebagaimana diketahui tata urutan proses penelitian Studi Kasus dan penelitian
kualitatif pada umumnya ialah perolehan data, data diolah untuk menjadi
fakta/realita/ untuk selanjutnya menjadi konsep/ konsep menjadi proposisi, dan
proposisi menjadi teori.
Komponen ketiga ialah unit analisis.
Komponen ketiga ini merupakan persoalan fundamental dalam menentukan apa
“kasus” yang diteliti. Di metode penelitian kuantitatif, unit analisis disebut
sebagai “objek” penelitian. Umpama peneliti akan meneliti seseorang yang
memiliki perilaku menyimpang dari orang-orang pada umumnya dalam interaksi
sosial. Unit analisisnya adalah individu, sehingga segala informasi tentang
individu tersebut wajib dikumpulkan selengkap mungkin.
Komponen keempat dan kelima biasanya
kurang memperoleh perhatian peneliti Studi Kasus. Komponen ini menyajikan tahap
analisis data, dan desain penelitian harus menjadi dasar analisis. Desain penelitian
yang tepat akan memudahkan peneliti bisa sampai tujuan penelitian dengan tepat
pula. Terkait dengan komponen kelima, yakni kriteria untuk menginterpretasi
temuan penelitian hingga kini tidak ada pola yang baku. Tetapi Campbell,
sebagaimana dikutip Yin, menyarankan dengan cara mengkontraskan dan
membandingkan pola-pola yang berbeda yang telah ditemukan. Dengan
mengkontraskan dan membandingkan, akan ditemukan temuan konseptual sebagai
tujuan akhir penelitian
Pada dasarnya desain penelitian
kualitatif dimaksudkan adalah mencakup rancangan menyeluruh sebuah penelitian,
yang didalamnya terdapat unsur-unsur pokok, seperti strategi peneelitian,
kerangka konseptual, jawaban atas pertanyaan siapa, apa, mengapa, bagaimana
yang diteliti, serta alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan dan
menganalisis data
Langkah-langkah menyusun desain penelitian kualitatif, selayaknya
memperhatikan:
1.
Judul
atau topik penelitian.
Sangat disarankan bersifat singkat
dan spesifik.
2.
Pertanyaan
atau Masalah Penelitian.
Pertanyaan dan Rumusan masalah adalah rambu-rambu yang digunakan
peneliti guna mmelewati tipa tahapan penelitian. Rumusan masalah juga sangat
penting karena pada prosesnya ia yang akan memberikan arah, cakupan pembahasan,
sert memprediksi apa yang akan diteliti dan dipelajari dan harus dijawab dalam
suatu penelitian. Dan tiap jenis penelitian memiliki ciri khas rumusan
masalahnya sendiri. Dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan dua
rumusan masalah 1) rumusan masalah utama 2) subrumusan masalah spesifik.
Berikut langkah-langkahnya:
1.
Ajukan
satu atau dua main question yang akan menjadi landasan penelitian. Pertanyaan
ini harus mewakili fenomena dan strategi yang akan digunakan dalam penelitian.
2.
Buatlah
lima sampai tujuh sub-question dari pertanyaan umum diatas.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan mempersempit dan memberikan focus pada
pembahasan, tetapi tetap membuka diri. Pertanyaan ini juga bias digunakan dalam
protocol wawancara terhadap narasumber dengan pengemasan Bahasa menyesuaikan
dengan mood dan sikap narasumber.
3.
Kaitkan
pertanyaan utama dengan strategi penelitian kualitatif tertentu yang di
aplikasikan dalampenelitian.
4.
Awali
rumusan masalah dengan kata Tanya yang menunjukkan keterbukaan seperti ‘apa’
dan ‘bagaimana’. Ini penting untuk didahulukan karena dua kete tersebut akan mengarahkan
kita pada hubungan sebab akibat.
5.
Fokus
pada fenomena atau konsep utama. Ini penting karena akan ada banyak muncul
fenomena-fenomena yang kemungkinan akan bersinggungan dengan fenomena yang
diteliti.
6.
Gunakan
verba-verba eksploratif yan mewakili strategi penelitian yang dikembangkan.
Misalkan 1) gunakan kata ’melaporkan’ atau
‘merefleksikan’ cerita-cerita- untukriset naratif 2) ‘mendeskripsikan’ esensi
pengalaman untuk fenomenologi 3) kata temuan atau ‘menemukan’ pada jenis grounded
theory 4). ‘Berusaha memahami’ dalam jenis etnografi 5). ‘mengeksplorasi’
atau ‘observasi’ pada studi kasus.
7.
Berikanlah
clue tentang partisipan dan lokasi penelitian
Contoh : Dalam penelitian tentang mahasiswi doctoral dalam
persprektif ‘perempaun’ atau feminism. Padula dan Miller (1999 – hlm. 328)
mengajukan tiga rumusan masalah utama dalam penelitiannya. A) Bagaimana para
mahasiswi doctoral psikologi mendekskripsikan pengalaman mereka untuk kembali
lagi bersekolah. B) bagaimana para mahasiswi docktoral psikologi
mendekskripsikan pengalaman mereka ketika sudah mulai kembali ke bangku kuliah.
C) bagaimana sekembalinya dari dunia kampus berdampak pada kehidupan mereka.
3.
Tujuan
Penelitian.
Berisi tentang
tataran lebih abstrak dari persoalan yang diteliti. Menurut Locke, Spirduso dan
Silverman (2013) adalah cara untuk menjelaskan mengapa anda ingin melakukan
suatu penelitian dan apa yang ingin anda capai. Terkadan sub baab ini juga
dalam banyak kasus sering dimasukkan kedalam sub bab Abstract, rumusan masalah,
atau hipotesis.
Lebih lanjut,
mengapa disebut dengan tujuan penelitian adalah karena ia menggambarkan mengapa
penelitian dilaksanakan dalam satu kalimat atau lebih. Dalam praktiknya ketika
peneliti mengajukan proposal penelitian hendaknya ia memisahkan antara tujuan
penelitian, masalah penelitian, dan rumusan masalah. Terkadang diartikan
sebagai rumusan-rumusan masalah- padahal tidak, Akan tetapi tujuan penelitian
adalah gambaran tentang sasaran, maksud, dan gagasan umum diadakannya suatu
penelitian, John W. Cresswell (2016-164).
Tujuan
Penelitian merupakan critical point dari suatu penelitian sehingga ia harus
ditulis secara independen, terpisah dengan bagian-bagian dalam badan suatu
jurnal penelitian. Dan dalam
penulisannya, masing-masing jenis peneniltian memiliki ciri khas penulisan tujuan
penelitian. Berikut penjelasannnya:
a.
Tujuan
Penelitian Kualitatif
Qualitative Purpose Statement pada umumnya menyoroti fenomena yang diteliti oleh peneliti beserta
partisipan dan lokasi atau scope penelitian. Diksi atau pemilihan kata
juga menjadi titik berat penulisan tujuan penelitian metode kualitatif
(Schwandz, 2007). Berikut hal-hal mendasar dalam penulisan tujuan penelitian
kualitatif:
1.
Gunakan
kata ‘maksud’, ‘tujuan’, atau yang sama fungsinya guna menandai penulisan
tujuan penelitian. Dan pastikan
menulisnya dalam paragraph yang terpisah. Biasanya penulisan tujuan penelitian menggunakan
form present participle atau past participle, sementara untuk
proposal penelitian mengguanakan future verb tense.
2.
Persempit
tujuan penelitian cukup pada satu fenomena aja untuk disoroti. Ini erat
kaitannya dengan ciri khas penelitian kualitatif yang tidak menunjukkan
hubungan antar variable ataupun perbandigannya satu sama lain.
3.
Gunakan
kata kerja aktif guna menunjukkan progress learning dalam penelitian,
seperti: memahami, mempelajari, menemukan, dan sebagainya.
4.
Gunakan
frasa netral- penting bagi peneliti untuk tidak mendramatisasi penulisan tujuan
penelitian.
5.
Sajikan
gambaran umum berkenaan mengenai fenomena atau gagasan yang diteliti terlebih
apabila istilah mengenai suatu fenomena tertentu cukup asing, maka hindari
untuk menjelaskannya agar tidak melebar.
6.
Terangkan
tentang partisipan dalam penelitian ini.
7.
Batasi
cakupan atau batasan pertisipan yang berkontribusi dalam penelitian.
Berikut Contoh penulisan tujuan penelitian metode kualitatif:
Source : Creswell (2016)
b.
Tujuan
Penelitian Kuantitatif
Quantitative Purpose Statement sangat kontras dibandingka metode
sebelumnya, baik dalam Bahasa maupun fokusnya dalam menhubungkan atau
menyambung beberapa variable-variabel yang digunakan dalam penelitian. Tujuan
penelitian kuantitatif biasanya dimulai dengan identifikasi variable-variable
utama dalam penelitian (bebas, intervening, atau terikat) disertai dengan
deksripsi singkat lalu menentukan langkah lanjutan akan bagaimana metode yang
diapak untuk mengukur variable-variable tersebut. Berikut hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penulisan tujuan penelitian metode kuantitatif:
1.
Tunjukkan
teorei atau metode konsptual yang akan digunakan dalam negolah data dari
masing-masing variable.
2.
Tunjukkan
variable bebas dan variable terikat, serta beberapa variable yang diikutsertakan
dalam penelitian.
3.
Gunakan
kata yang dapat menjadi clue guna menghubungkan variable-variable yang akan
diukur, misalnya “hubungan antara” dua atau lebih variable, “Perbandingan
antara”.
4.
Sebutkan
jenis strategi penelitian, seperti strategi survei atau eksperimen.
5.
Definidikan
masing-masing variable kunci dengan menggunakan Bahasa yang ada dlam
literature.
Berikut Contoh penulisan tujuan penelitian metode kualitatif:
Source : Cresswell (2016)
4.
Telaah
Pustaka.
Tinjauan
pustaka berarti menempatkan atau menyimpulkan kajian-kajian tentang suatu topic
tertentu. Tinjauan yang dimaksud disini adalah penelitian literature yang
memberikan kemudahn bagi para peneliti untuk membahasakn apa yang ia teliti
menggunakanliterture yang sudah tersedia. Berikut ini adalah langkah-langkah
yang perlu diperhatikan para peneliti dalam melakukan telaah pustaka:
1.
Mulailah
dengan mengidentifikasi keywords yang sekiranya perlu diterangkan dalam
penelitian.
2.
Mulailah
mengumpulkan data-data tentang keywords dari berbagai literature yang
didapatkan. Ini akan lebih mudah dengan menyertakan link-link menuju digital
library yang berisikan buku-buku tentang keywords agar peneliti tidak perlu
menjelaskan panjang lebar mengenai keywords.
3.
Bacalah
sepintas sekumpulan bab atau artikel dalam buku lalu himpun bab-bab yang
memiliki kaitan dengan pembahasan penelitian.
5.
Metodologi.
Strategi
penelitian yang ditempuh, teknik pengumpulan data, teknik triangulasi, dan
analisis data. Penerapan metode atau prosedur sejenis oleh peniliti lain
dianjurkan pula dikemukakan pada bagian ini.
6.
Daftar
Pustaka
Sumber yang
diambil dari buku, jurnal ilmiah, berbagai bentuk penerbitan, dan internet.[4]
Daftar pustaka menjadi kejelasan tentang rujukan yang diaambil peneliti dalam penelitiannya.
Ini menjadi bahan telaah lanjutan bagi pembaca yang ingin mencari sumber lebih
jauh atau yang mungkin tidak dikutip si peneliti. Bagi penguji ini akan menjadi
bahan pertimbangan untuk meloloskan suatu penelitian sehubungan dengan layak
atau tidak layaknya sumber refrensi yang diambil peneliti.
C.
Penutup
Kesimpulan
1.
Penelitian
yang baik perlu dirancang aktivitas dan sumber dayanya dengan baik pula. Desain
riset atau rancangan riset adalah rencana dari struktur riset yang mengarahkan
proses dan hasil riset sedapat mungkin menjadi valid, objektif, efisien dan
efektif.
2. Pengelompokkan
dapat dilihat dari sudut pandang perumusan masalah, metode pengumpulan data,
pengendalian variable-variabel oleh peneliti, tujuan seta lingkungan studi.
3. Sistematika
penyusunan penelitian dapat dibagi menjadi dua, yaitu sistematika penyusunan
penelitian kualitatif dan kuantitatif.
4. Tanpa
desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan
baik karea yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas sehingga
peneliti hars mampu membuat rancanagn dengan baik dan benar.
Saran
Peneliti diharapkan mampu mencari metode yang tepat bagi
penelitiannya dan relevan dengan pnelitian yang diteliti. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang menempuh mata kuliah Metodologi
Penelitian. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mohon
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Cresswell, John
W. 2016. RESEARCH DESIGN: Pendekatan metode kualitatif, kuantitatif, dan
campuran, Edisi keempat.Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Pawito,
Ph.D. 2008. Penelitian komunikasi Kualitatif, Cetakan: 2. Yogyakarta:
LKiS Yoyakarta.
Rahardjo,
Mudjia. 13 Februari 2017. Desain penelitian
studi kasus: Pengalaman empiric. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.
Rianto,
Adi. 2005. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Edisi. Jakarta: Granit
Sugiono. 2007. Statistika Untuk
Penelitian. Cetakan: 12.Bandung: CV ALVABETA.
[1]
Rianto ADi. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Edisi: 2. Jakarta:
Granit 2005. Hal. 14.
[2]
Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan: 12, (Bandung: CV
ALVABETA, 2007), Hal. 17.
[3]
Mudjia Rahardjo, Desain penelitian studi kasus: Pengalaman empiric. (Malang:
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 13 Februari 2017), Hal. 2.
[4]
Pawito, Ph.D. Penelitian komunikasi Kualitatif, Cetakan: 2. Yogyakarta:
LKiS Yoyakarta. 2008. Hal. 79.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar