Sabtu, 06 Januari 2018

Proses dan Desain Penelitian



PROSES DAN DESAIN PENELITIAN

Abstrak
Desain penelitian Studi Kasus berbeda dengan desain penelitian kuantitatif, karena proses, metode, dan tujuannya berbeda dengan metode penelitian yang lain. Tetapi kurang lebih sama dengan desain penelitian kualitatif pada umumnya. Tidak ada pola baku tentang format desain penelitian Studi Kasus, sebab; (1) instrumen utama penelitian adalah peneliti sendiri, sehingga masing-masing orang bisa memiliki model desain sendiri sesuai seleranya, (2) proses penelitian Studi Kasus berlangsung secara siklus, sebagaimana penelitian-penelitian kualitatif pada umumnya, dan (3) metode penelitian Studi Kasus berangkat dari kasus atau fenomena tertentu yang dianggap akan memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Di beberapa buku tentang metodologi peneletian, desain penelitian diartikan sebagai rencana yang memandu peneliti dalam proses pengumpulan, analisis, dan interpretasi data. Ada juga yang mendefinisikan desain penelitian sebagai blueprint (cetak biru) penelitian, yang mencakup setidaknya empat hal, yaitu: pertanyaan penelitian apa yang hendak dijawab, data apa saja yang relevan dengan pertanyaan penelitian tersebut, data yang dikumpulkan seperti apa dan dengan cara apa, dan bagaimana menganalisisnya.
Tujuan utama desain penelitian ialah untuk membantu peneliti agar terhindar dari data yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pertanyaan penelitian. Ini perlu ditegaskan karena sering ditemukan peneliti memperoleh data yang tidak ada hubungannya dengan fokus penelitian sehingga kesimpulan penelitiannya tidak menjawab pertanyaan yang diajukan. Oleh sebab itu dengan desain penelitian kita pun tentunya mengetahui sistematika penelitian yang baik dan benar.

A.    Pendahuluan
Latar Belakang
Melakukan penelitian dilakukan oleh seseorang lumrahnya didorong oleh minat atau keinginan untuk mengetahui fenomena/kejadian/masalah tertentu, yang selanjunya berkembang menjadi suatu gagasan, konseptualisasi, hipotesis, kerangka teoritis, pemilihan metode penelitian yang sesuai, pengumpulan data, analisis, dan interpretasi data dalam rangka menjawab keingintahuannya tentang fenomena tadi, dan akhirnya menulis laporan hasil penelitian untuk dipublikasikan.
Hasil penelitian mungkin berupa penegasan kembali sebagai bukti atas suatu pernyataan atau teori yang sudah ada, sehingga berguna untuk memperkuat pernyataan teori tadi. Bisa berupa generalisasi empirik (berdasarkan hasil observasi atau eksperimen dan bukan dari teori) yang berguna dalam pembentukan teori-teori baru. Dengan demikian Nampak bahwa proses tersebut terus berlangsung tiada hentinya, yang  selau dapat diperiksa dan ditelaah atau dikontrol dengan kritis oleh setiap  orang yang ingin mengetahuinya. Sehingga ilmu pengetahuan dan teori-teori ilmiah tersebut terus berkembang.[1]
Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian proses dan desain penelitian?
2.      Apa manfaat desain penelitian?
3.      Bagaimana sistematika desain peneltian?
Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian proses dan desain penelitian.
2.      Untuk mengetahui manfaat desain penelitian.
3.      Untuk menegtahui bagaimana sistematika desain penelitian.

B.     Pembahasan
Proses Penelitian
Penelitian dimulai dengan adanya suatu masalah yang akan dipecahkan. Seorang peneliti harus menggunakan teori yang sesuai dengan lingkup permasalahan. Dengan teori yang dipilih, maka peneleti dapat membangun kerangka pemikiran sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalan yang diidentifikasi. Jawaban semntara suatu masalah yang menggunakan teori inilah yang disebut hipotesis.
Untuk membuktikan vadilitas hipotesis ini, maka peneliti melakukan pengumpulan data pada objek tertentu. Karena objek dari popilasi terlalu luas, maka peneliti perlu menggunakan sampel dari populasi tersebut. Dan sampel yang diambil haruslah sampel yang repreesentatif (mewakili).  Setelah populasi dan sampel penelitian ditentukan, maka selanjutnya peneliti mengumpulkan data. Untuk dapat mengumpulkan data maka perlu menggunakan instrument yang valid dan reliabel pula.
Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti dari populasi dan sampel yang ditetapkan selanjuntnya dideskripsikan melalui penyajian data. Dengan tujian memberikan gambaran yang jelas bagi peneliti endiri maupun orang lain yang berminat untuk mengetahui. [2]
Desain Penelitian
Desain penelitian pada hakikatnya merupakan rencana aksi penelitian (action plan) berupa seperangkat kegiatan yang berurutan secara logis yang menghubungkan antara pertanyaan penelitian yang hendak dijawab dan kesimpulan penelitian yang merupakan jawaban terhadap masalah penelitian. Di beberapa buku tentang metodologi peneletian, desain penelitian diartikan sebagai rencana yang memandu peneliti dalam proses pengumpulan, analisis, dan interpretasi data. Desain penelitian mencakup setidaknya empat hal, yaitu: pertanyaan penelitian apa yang hendak dijawab, data apa saja yang relevan dengan pertanyaan penelitian tersebut, data yang dikumpulkan seperti apa dan dengan cara apa, dan bagaimana menganalisisnya.[3]
Berkaitan dengan tipologi penelitian Studi Khusus, Yin (1994: 21) mengajukan lima komponen penting untuk penyusunan desain penelitian Studi Kasus, yaitu: (1) pertanyaan-pertanyaan penelitian; (2) proposisi penelitian (jika diperlukan), Proposisi ini diperlukan untuk memberi isyarat kepada peneliti mengenai sesuatu yang harus diteliti dalam lingkup studinya; (3) unit analisis penelitian, (4) logika yang mengaitkan data dengan proposisi,dan (5) kriteria untuk menginterpretasi temuan. Komponen 1-3 membantu peneliti dalam mengumpulkan data. Sedangkan komponen 4-5 membantu peneliti dalam langkah-langkah analisis data.
Pertanyaan penelitian sebagai komponen pertama. Di muka telah dijelaskan jenis pertanyaan yang tepat untuk penelitian Studi Kasus, yakni “bagaimana” dan “mengapa”, selain “apa”. Semua pertanyaan tersebut mengarah kepada kasus yang hendak diangkat. Misalnya, tentang pengambilan keputusan oleh seorang pimpinan perusahaan, tentang program kerja, implementasi atau pelaksanaan program, dan perubahan organisasi.
Komponen kedua ialah proposisi penelitian. Proposisi terkait dengan kecakapan peneliti menganalisis data. Sebagaimana diketahui tata urutan proses penelitian Studi Kasus dan penelitian kualitatif pada umumnya ialah perolehan data, data diolah untuk menjadi fakta/realita/ untuk selanjutnya menjadi konsep/ konsep menjadi proposisi, dan proposisi menjadi teori.
Komponen ketiga ialah unit analisis. Komponen ketiga ini merupakan persoalan fundamental dalam menentukan apa “kasus” yang diteliti. Di metode penelitian kuantitatif, unit analisis disebut sebagai “objek” penelitian. Umpama peneliti akan meneliti seseorang yang memiliki perilaku menyimpang dari orang-orang pada umumnya dalam interaksi sosial. Unit analisisnya adalah individu, sehingga segala informasi tentang individu tersebut wajib dikumpulkan selengkap mungkin.
Komponen keempat dan kelima biasanya kurang memperoleh perhatian peneliti Studi Kasus. Komponen ini menyajikan tahap analisis data, dan desain penelitian harus menjadi dasar analisis. Desain penelitian yang tepat akan memudahkan peneliti bisa sampai tujuan penelitian dengan tepat pula. Terkait dengan komponen kelima, yakni kriteria untuk menginterpretasi temuan penelitian hingga kini tidak ada pola yang baku. Tetapi Campbell, sebagaimana dikutip Yin, menyarankan dengan cara mengkontraskan dan membandingkan pola-pola yang berbeda yang telah ditemukan. Dengan mengkontraskan dan membandingkan, akan ditemukan temuan konseptual sebagai tujuan akhir penelitian
Pada dasarnya desain penelitian kualitatif dimaksudkan adalah mencakup rancangan menyeluruh sebuah penelitian, yang didalamnya terdapat unsur-unsur pokok, seperti strategi peneelitian, kerangka konseptual, jawaban atas pertanyaan siapa, apa, mengapa, bagaimana yang diteliti, serta alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data
Langkah-langkah menyusun desain penelitian kualitatif, selayaknya memperhatikan:
1.      Judul atau topik penelitian.
Sangat disarankan bersifat singkat dan spesifik.
2.      Pertanyaan atau Masalah Penelitian.
Pertanyaan dan Rumusan masalah adalah rambu-rambu yang digunakan peneliti guna mmelewati tipa tahapan penelitian. Rumusan masalah juga sangat penting karena pada prosesnya ia yang akan memberikan arah, cakupan pembahasan, sert memprediksi apa yang akan diteliti dan dipelajari dan harus dijawab dalam suatu penelitian. Dan tiap jenis penelitian memiliki ciri khas rumusan masalahnya sendiri. Dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan dua rumusan masalah 1) rumusan masalah utama 2) subrumusan masalah spesifik. Berikut langkah-langkahnya:
1.      Ajukan satu atau dua main question yang akan menjadi landasan penelitian. Pertanyaan ini harus mewakili fenomena dan strategi yang akan digunakan dalam penelitian.
2.      Buatlah lima sampai tujuh sub-question dari pertanyaan umum diatas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan mempersempit dan memberikan focus pada pembahasan, tetapi tetap membuka diri. Pertanyaan ini juga bias digunakan dalam protocol wawancara terhadap narasumber dengan pengemasan Bahasa menyesuaikan dengan mood dan sikap narasumber.
3.      Kaitkan pertanyaan utama dengan strategi penelitian kualitatif tertentu yang di aplikasikan dalampenelitian.
4.      Awali rumusan masalah dengan kata Tanya yang menunjukkan keterbukaan seperti ‘apa’ dan ‘bagaimana’. Ini penting untuk didahulukan karena dua kete tersebut akan mengarahkan kita pada hubungan sebab akibat.
5.      Fokus pada fenomena atau konsep utama. Ini penting karena akan ada banyak muncul fenomena-fenomena yang kemungkinan akan bersinggungan dengan fenomena yang diteliti.
6.      Gunakan verba-verba eksploratif yan mewakili strategi penelitian yang dikembangkan. Misalkan 1) gunakan kata ’melaporkan’  atau ‘merefleksikan’ cerita-cerita- untukriset naratif 2) ‘mendeskripsikan’ esensi pengalaman untuk fenomenologi 3) kata temuan atau ‘menemukan’ pada jenis grounded theory 4). ‘Berusaha memahami’ dalam jenis etnografi 5). ‘mengeksplorasi’ atau ‘observasi’ pada studi kasus.
7.      Berikanlah clue tentang partisipan dan lokasi penelitian
Contoh : Dalam penelitian tentang mahasiswi doctoral dalam persprektif ‘perempaun’ atau feminism. Padula dan Miller (1999 – hlm. 328) mengajukan tiga rumusan masalah utama dalam penelitiannya. A) Bagaimana para mahasiswi doctoral psikologi mendekskripsikan pengalaman mereka untuk kembali lagi bersekolah. B) bagaimana para mahasiswi docktoral psikologi mendekskripsikan pengalaman mereka ketika sudah mulai kembali ke bangku kuliah. C) bagaimana sekembalinya dari dunia kampus berdampak pada kehidupan mereka.
3.      Tujuan Penelitian.
Berisi tentang tataran lebih abstrak dari persoalan yang diteliti. Menurut Locke, Spirduso dan Silverman (2013) adalah cara untuk menjelaskan mengapa anda ingin melakukan suatu penelitian dan apa yang ingin anda capai. Terkadan sub baab ini juga dalam banyak kasus sering dimasukkan kedalam sub bab Abstract, rumusan masalah, atau hipotesis.
Lebih lanjut, mengapa disebut dengan tujuan penelitian adalah karena ia menggambarkan mengapa penelitian dilaksanakan dalam satu kalimat atau lebih. Dalam praktiknya ketika peneliti mengajukan proposal penelitian hendaknya ia memisahkan antara tujuan penelitian, masalah penelitian, dan rumusan masalah. Terkadang diartikan sebagai rumusan-rumusan masalah- padahal tidak, Akan tetapi tujuan penelitian adalah gambaran tentang sasaran, maksud, dan gagasan umum diadakannya suatu penelitian, John W. Cresswell (2016-164).
Tujuan Penelitian merupakan critical point dari suatu penelitian sehingga ia harus ditulis secara independen, terpisah dengan bagian-bagian dalam badan suatu jurnal penelitian.  Dan dalam penulisannya, masing-masing jenis peneniltian memiliki ciri khas penulisan tujuan penelitian. Berikut penjelasannnya:
a.       Tujuan Penelitian Kualitatif
Qualitative Purpose Statement pada umumnya menyoroti fenomena yang diteliti oleh peneliti beserta partisipan dan lokasi atau scope penelitian. Diksi atau pemilihan kata juga menjadi titik berat penulisan tujuan penelitian metode kualitatif (Schwandz, 2007). Berikut hal-hal mendasar dalam penulisan tujuan penelitian kualitatif:
1.      Gunakan kata ‘maksud’, ‘tujuan’, atau yang sama fungsinya guna menandai penulisan tujuan penelitian.  Dan pastikan menulisnya dalam paragraph yang terpisah. Biasanya penulisan tujuan penelitian menggunakan form present participle atau past participle, sementara untuk proposal penelitian mengguanakan future verb tense.
2.      Persempit tujuan penelitian cukup pada satu fenomena aja untuk disoroti. Ini erat kaitannya dengan ciri khas penelitian kualitatif yang tidak menunjukkan hubungan antar variable ataupun perbandigannya satu sama lain.
3.      Gunakan kata kerja aktif guna menunjukkan progress learning dalam penelitian, seperti: memahami, mempelajari, menemukan, dan sebagainya.
4.      Gunakan frasa netral- penting bagi peneliti untuk tidak mendramatisasi penulisan tujuan penelitian.
5.      Sajikan gambaran umum berkenaan mengenai fenomena atau gagasan yang diteliti terlebih apabila istilah mengenai suatu fenomena tertentu cukup asing, maka hindari untuk menjelaskannya agar tidak melebar.
6.      Terangkan tentang partisipan dalam penelitian ini.
7.      Batasi cakupan atau batasan pertisipan yang berkontribusi dalam penelitian.

Berikut Contoh penulisan tujuan penelitian metode kualitatif:

Source : Creswell (2016)
b.      Tujuan Penelitian Kuantitatif
Quantitative Purpose Statement sangat kontras dibandingka metode sebelumnya, baik dalam Bahasa maupun fokusnya dalam menhubungkan atau menyambung beberapa variable-variabel yang digunakan dalam penelitian. Tujuan penelitian kuantitatif biasanya dimulai dengan identifikasi variable-variable utama dalam penelitian (bebas, intervening, atau terikat) disertai dengan deksripsi singkat lalu menentukan langkah lanjutan akan bagaimana metode yang diapak untuk mengukur variable-variable tersebut. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan tujuan penelitian metode kuantitatif:
1.      Tunjukkan teorei atau metode konsptual yang akan digunakan dalam negolah data dari masing-masing variable.
2.      Tunjukkan variable bebas dan variable terikat, serta beberapa variable yang diikutsertakan dalam penelitian.
3.      Gunakan kata yang dapat menjadi clue guna menghubungkan variable-variable yang akan diukur, misalnya “hubungan antara” dua atau lebih variable, “Perbandingan antara”.
4.      Sebutkan jenis strategi penelitian, seperti strategi survei atau eksperimen.
5.      Definidikan masing-masing variable kunci dengan menggunakan Bahasa yang ada dlam literature.

Berikut Contoh penulisan tujuan penelitian metode kualitatif:
Source : Cresswell (2016)

4.      Telaah Pustaka.
Tinjauan pustaka berarti menempatkan atau menyimpulkan kajian-kajian tentang suatu topic tertentu. Tinjauan yang dimaksud disini adalah penelitian literature yang memberikan kemudahn bagi para peneliti untuk membahasakn apa yang ia teliti menggunakanliterture yang sudah tersedia. Berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu diperhatikan para peneliti dalam melakukan telaah pustaka:
1.      Mulailah dengan mengidentifikasi keywords yang sekiranya perlu diterangkan dalam penelitian.
2.      Mulailah mengumpulkan data-data tentang keywords dari berbagai literature yang didapatkan. Ini akan lebih mudah dengan menyertakan link-link menuju digital library yang berisikan buku-buku tentang keywords agar peneliti tidak perlu menjelaskan panjang lebar mengenai keywords.
3.      Bacalah sepintas sekumpulan bab atau artikel dalam buku lalu himpun bab-bab yang memiliki kaitan dengan pembahasan penelitian.

5.      Metodologi.
Strategi penelitian yang ditempuh, teknik pengumpulan data, teknik triangulasi, dan analisis data. Penerapan metode atau prosedur sejenis oleh peniliti lain dianjurkan pula dikemukakan pada bagian ini.

6.      Daftar Pustaka
Sumber yang diambil dari buku, jurnal ilmiah, berbagai bentuk penerbitan, dan internet.[4] Daftar pustaka menjadi kejelasan tentang rujukan yang diaambil peneliti dalam penelitiannya. Ini menjadi bahan telaah lanjutan bagi pembaca yang ingin mencari sumber lebih jauh atau yang mungkin tidak dikutip si peneliti. Bagi penguji ini akan menjadi bahan pertimbangan untuk meloloskan suatu penelitian sehubungan dengan layak atau tidak layaknya sumber refrensi yang diambil peneliti.

C.    Penutup
Kesimpulan
1.    Penelitian yang baik perlu dirancang aktivitas dan sumber dayanya dengan baik pula. Desain riset atau rancangan riset adalah rencana dari struktur riset yang mengarahkan proses dan hasil riset sedapat mungkin menjadi valid, objektif, efisien dan efektif.
2. Pengelompokkan dapat dilihat dari sudut pandang perumusan masalah, metode pengumpulan data, pengendalian variable-variabel oleh peneliti, tujuan seta lingkungan studi.
3.  Sistematika penyusunan penelitian dapat dibagi menjadi dua, yaitu sistematika penyusunan penelitian kualitatif dan kuantitatif.
4.  Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karea yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas sehingga peneliti hars mampu membuat rancanagn dengan baik dan benar.
Saran
Peneliti diharapkan mampu mencari metode yang tepat bagi penelitiannya dan relevan dengan pnelitian yang diteliti. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang menempuh mata kuliah Metodologi Penelitian. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.



DAFTAR PUSTAKA
Cresswell, John W. 2016. RESEARCH DESIGN: Pendekatan metode kualitatif, kuantitatif, dan campuran, Edisi keempat.Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Pawito, Ph.D. 2008. Penelitian komunikasi Kualitatif, Cetakan: 2. Yogyakarta: LKiS Yoyakarta.
Rahardjo, Mudjia. 13 Februari 2017. Desain penelitian studi kasus: Pengalaman empiric. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.
Rianto, Adi. 2005. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Edisi.  Jakarta: Granit
Sugiono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan: 12.Bandung: CV ALVABETA.



[1] Rianto ADi. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Edisi: 2. Jakarta: Granit 2005. Hal. 14.
[2] Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan: 12, (Bandung: CV ALVABETA, 2007), Hal. 17.
[3] Mudjia Rahardjo, Desain penelitian studi kasus: Pengalaman empiric. (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 13 Februari 2017), Hal. 2.
[4] Pawito, Ph.D. Penelitian komunikasi Kualitatif, Cetakan: 2. Yogyakarta: LKiS Yoyakarta. 2008. Hal. 79.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Islamisasi Makanan

Mukhammad Muti’ur Ridho (Ushuluddin Semestester 5B) Judul Buku       :Indahnya Fiqih Praktis Makanan Penulis              : Abu Ub...